MEMAHAMI SALAT LI HURMATIL WAQTI: PELAKSANAAN SALAT DI PESAWAT DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Abstract

Salat merupakan salah satu ibadah ritual yang wajib bagi umat Islam dan menjadi rukun Islam yang kedua. Kewajiban ini berlaku dalam segala situasi, baik saat sehat maupun sakit. Dalam praktiknya, salat seringkali sulit dilakukan dengan sempurna, terutama saat bepergian dengan kendaraan seperti pesawat. Penelitian ini bertujuan untuk menggali aspek-aspek yang terkait dengan salat dalam situasi tidak ideal, khususnya salat di atas pesawat, serta kontribusi pemahaman dan praktik keagamaan di masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research), yang mengumpulkan data dari literatur terkait, seperti buku, jurnal, dan pandangan para ahli hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan salat di atas pesawat terbang diperbolehkan dengan beberapa syarat, seperti salat harus dilaksanakan meskipun dalam keadaan tidak sempurna, menghadap kiblat, dan tetap mengutamakan waktu salat. Apabila tidak memungkinkan untuk melaksanakan salat dengan sempurna, maka salat harus dilaksanakan untuk menghormati waktu (li hurmatil waqti) dan wajib diulang setelah sampai di tempat yang memungkinkan. Salat yang dilakukan dalam kondisi tidak sempurna tetap perlu diulang setelah kondisi memungkinkan, sesuai dengan pendapat mayoritas ulama, untuk memastikan pelaksanaan ibadah tetap dalam koridor syariat. Hal ini menunjukkan pentingnya pemahaman mendalam mengenai pelaksanaan salat di atas pesawat untuk memastikan kewajiban salat tetap dilaksanakan dengan baik meskipun dalam kondisi yang tidak ideal. Penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap pengembangan pemahaman salat dalam konteks modern, seperti saat bepergian dengan pesawat terbang.